Ditulis oleh Admin | 23 October 2023
0 Comments
Ekosistem karbon biru merupakan ekosistem pesisir yang mampu menyerap dan menyimpan karbon dari atmosfer serta meregulasi iklim global. Untuk pengelolaan ekosistem karbon biru yang berkelanjutan, International Union for the Conservation of Nature (IUCN), Global Ocean Accounts Partnership (GOAP), University of New South Wales (UNSW), Pemerintah Australia, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) didukung oleh Yayasan Rekam Nusantara unit Fisheries Resource Center of Indonesia (FRCI) mengadakan kegiatan “Workshop on Ocean Accounting for the Management of Blue Carbon Ecosystems”. Lokakarya dilaksanakan secara hybrid di Novotel Golf Resort & Convention Center, Bogor pada 17-18 Oktober 2023.
Pada sesi hari pertama, dilakukan presentasi oleh penerima Blue Carbon Accelerator Fund (BCAF) dari IUCN di wilayah Indonesia dan Papua Nugini, yaitu program 1) Selva Shrimp oleh Blueyou Consulting Ltd, 2) Enhance Community Resilience through Blue Carbon Framework in Indonesia oleh Yayasan Rekam Nusantara, 3) Blue Carbon Conservation in North Nias, North Sumatra oleh Konservasi Indonesia, dan 4) New Ireland Mangrove and Seagrass Biodiversity, Conservation, Livelihoods, and Blue Carbon Project Conservation oleh Infinity Blue.
Pada hari kedua, dilakukan pelatihan blue carbon accounting, sesi berbagi pengetahuan dan booth dari Department of Climate Change, Energy, Environment and Water pemerintah Australia, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, IUCN, GOAP, Konservasi Indonesia, Yayasan Rekam Nusantara, Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Wetlands International Indonesia, CarbonEthics, dan WRI Indonesia, serta sesi diskusi mengenai eksplorasi pendanaan biru dan peluang peneracaan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terbangunnya pengetahuan mengenai neraca sumber daya laut, serta terjalinnya kerja sama dan koordinasi lintas lembaga dan institusi untuk pengelolaan ekosistem karbon biru berkelanjutan.