FRCI menjalin kerjasama dengan Lestari Alam Laut Untuk Negeri (LATUN) dalam program pendataan perikanan hiu dan pari di Provinsi Bengkulu. Pada hari Minggu, 11 April 2021, tim FRCI dan LATUN mengadakan diskusi seputar skema pemantauan dan pendataan satwa yang tergolong terancam punah, langka, dan dilindungi (endangered, threatened, and protected/ETP). Beberapa spesies satwa yang menjadi perhatian adalah penyu dan hiu, terutama hiu anakan serta hiu yang sedang dalam kondisi hamil. Tim FRCI dan LATUN membahas secara rinci identifikasi habitat kritis hiu di Pulau Enggano, serta titik pendataan perikanan pelagis besar, pelagis kecil, dan demersal di Provinsi Bengkulu. Kedua belah pihak juga secara serius membicarakan rencana ekspedisi Pulau Enggano untuk memperdalam kajian habitat kritis hiu di perairan Provinsi Bengkulu.

Menindaklanjuti hasil diskusi, tim FRCI dan LATUN melakukan kunjungan ke beberapa lokasi untuk mengidentifikasi jenis hiu dan pari yang didaratkan serta mengobservasi kegiatan perikanan demersal lainnya. Lokasi yang dikunjungi adalah (Pelabuhan Perikanan Pantai) PPP Pulau Bai, Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sikunyit Kaur, dan TPI Mana. Tim berkesempatan melihat langsung aktivitas pendaratan hiu dan pari serta mengumpulkan contoh daging ikan pari kekeh. Berdasarkan hasil kunjungan lapang, tim FRCI-REKAM dan LATUN bersepakat untuk melakukan pendataan pendaratan satwa ETP di empat lokasi, yaitu PPP Pulau Bai, TPI Mana, TPI Muko-Muko, dan TPI Sikunyit Kaur. Mekanisme pendataan kemudian dibahas lebih lanjut bersama tim enumerator, diantaranya adalah membahas penggunaan KOBO ToolBox sebagai piranti pengumpulan data. Untuk memastikan validitas data, pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan pendataan akan dilakukan setiap dua minggu secara bersama-sama oleh tim FRCI dan LATUN.