Home / Kegiatan / pertemuan-awal-implementasi-program-penguatan-resiliensi-masyarakat-pesisir-melalui-pengelolaan-ekosistem-karbon-biru

Pertemuan Awal Implementasi Program Penguatan Resiliensi Masyarakat Pesisir Melalui Pengelolaan Ekosistem Karbon Biru

Ditulis oleh Admin | 13 February 2023

0 Comments

Ekosistem karbon biru seperti mangrove dan lamun berperan penting dalam regulasi iklim dunia sebagai penyimpan cadangan karbon, serta vital bagi penghidupan masyarakat pesisir. Sebagai upaya konservasi ekosistem karbon biru, Fisheries Resource Center of Indonesia (FRCI) berserta dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah mengadakan Pertemuan Awal Implementasi Program Penguatan Resiliensi Masyarakat Pesisir Melalui Pengelolaan Ekosistem Karbon Biru di Jawa Tengah. Kegiatan ini diselenggarakan di ruang rapat DKP Provinsi Jawa Tengah, Semarang, pada hari Jumat, 3 Februari 2023.

Pertemuan dihadiri oleh berbagai instansi, di antaranya Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Mangrove Institut, serta akademisi.

FRCI Project Leader Heidi Retnoningtyas memaparkan program kabron biru (Dok: FRCI).

Dalam kegiatan ini, FRCI menyampaikan skema program untuk Jawa Tengah bagian utara dan selatan, berupa kajian aset fisik dan kondisi ekosistem, flow to the economy, dan carbon benefit; restorasi, proteksi, dan konservasi ekosistem; dukungan terhadap penghidupan masyarakat pesisir; perbaikan tata kelola konservasi; serta edukasi masyarakat. Selanjutnya, terdapat pula penyampaian Rencana Kerja 2023 Kelompok Kerja Mangrove Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Dengan diadakannya pertemuan ini, FRCI berharap seluruh pihak yang terlibat mampu bekerja sama dengan baik dalam pengelolaan ekosistem pesisir sehingga stok karbon dan penghidupan masyarakat pesisir dapat meningkat melalui pertambahan luasan ekosistem karbon biru.

 

Pengakuan: Program ini didanai oleh pemerintah Australia dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) melalui Blue Carbon Accelerator Fund.


Berikan Komentar

Bagikan