Home / Kegiatan / kolaborasi-lintas-sektor-dorong-pengelolaan-perikanan-berbasis-ekosistem-di-teluk-saleh-nusa-tenggara-barat
Ditulis oleh Admin | 04 February 2025
0 Comments
Teluk Saleh merupakan salah satu wilayah perikanan penting di Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, tekanan penangkapan ikan yang tinggi dan perubahan lingkungan dapat mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan di wilayah ini. Oleh karena itu, pendekatan Ecosystem-Based Fisheries Management (EBFM) dianggap penting untuk memastikan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
Forum Ilmiah Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan (FIP2B) NTB menggelar lokakarya kajian Ecosystem-Based Fisheries Management (EBFM) pada tanggal 18-19 Desember 2024 di Hotel Santika, Mataram. Kegiatan ini merupakan bagian dari studi yang dilakukan oleh FIP2B NTB bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Yayasan Rekam Nusantara, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB, IPB University, Murdoch University, dan The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) Australia.
Lokakarya dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, termasuk perwakilan dari BRIN, akademisi dari Universitas Mataram, Universitas Gunung Rinjani, dan Universitas Samawa, serta IPB University, organisasi konservasi nonpemerintah seperti Konservasi Indonesia, Yayasan Bentang Alam Nusantara, Wildlife Conservation Society (WCS), serta pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam studi EBFM.
Lokakarya ini bertujuan untuk mengeksplorasi skenario pengelolaan yang dapat diintegrasikan ke dalam model Ecopath with Ecosim (EwE). EwE merupakan model matematika yang dapat digunakan dalam pengelolaan perikanan untuk menganalisis interaksi antar spesies yang berbeda dalam ekosistem perairan. Pada hari pertama, Mohammad Natsir dan Intan Destianis Hartati memaparkan pengenalan EBFM dan perkembangan kajian EBFM di Teluk Saleh (Ecopath). Selanjutnya, para peserta diajak berdiskusi mengenai pengembangan skenario pengelolaan dan permodelan EBFM untuk diintegrasikan ke dalam model EwE. Pada hari kedua, hasil diskusi dari hari sebelumnya digunakan untuk menjalankan skenario Ecosim.